Selasa, 28 Oktober 2014

KALIMANTAN SELATAN

KALIMANTAN SELATAN 
Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km²[4] dan berpenduduk ± hampir mencapai 3,7 juta jiwa.
Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani. Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.626.616 jiwa (2010).[5]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan besar yang pernah memiliki wilayah di daerah ini, yakni Kerajaan Negara DahaNegara Dipa, dan Kesultanan Banjar. Setelah Indonesia merdeka, Kalimantan dijadikan provinsi tersendiri dengan Gubernur Ir. Pangeran Muhammad Noor. Sejarah pemerintahan di Kalimantan Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia ( ALRI ) Divisi IV di Mojokerto, Jawa Timur yang mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati menyebabkan Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan ini pemimpin ALRI IV mengambil langkah untuk kedaulatan Kalimantan sebagai bagian wilayah Indonesia, melalui suatu proklamasi yang ditandatangani oleh Gubernur ALRI Hasan Basry di Kandangan 17 Mei 1949 yang isinya menyatakan bahwa rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan memaklumkan berdirinya pemerintahan Gubernur tentara ALRI yang melingkupi seluruh wilayah Kalimantan Selatan (dan tengah). Wilayah itu dinyatakan sebagai bagian dari wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaaan 17 agustus 1945. Upaya yang dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan atas dibentuknya Dewan Banjar oleh Belanda.
Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan pemerintahan di daerah juga mengalamai penataaan. Di wilayah Kalimantan, penataan antara lain berupa pemecahan daerah Kalimantan menjadi 3 provinsi masing-masing Kalimantan Barat, Timur dan Selatan yang dituangkan dalam UU No.25 Tahun 1956. Berdasarkan UU No.21 Tahun 1957, sebagian besar daerah sebelah barat dan utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan UU No.27 Tahun 1959 memisahkan bagian utara dari daerah Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti adanya. Adapun UU No.25 Tahun 1956 yang merupakan dasar pembentukan Provinsi Kalimantan Selatan kemudian diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 1957 dan UU No.27 Tahun 1959.

Kondisi dan sumber daya alam[sunting | sunting sumber]

Geografi[sunting | sunting sumber]

Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian tenggara pulau Kalimantan, memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di tengah.

Keanekaragaman hayati[sunting | sunting sumber]

Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni dataran rendah dan dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan berupa lahan gambut hingga rawa-rawa sehingga kaya akan sumber keanekaragaman hayati satwa air tawar. Kawasan dataran tinggi sebagian masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi oleh pemerintah.

Sumber Daya Alam[sunting | sunting sumber]

Kehutanan: Hutan Tetap (139.315 ha), Hutan Produksi (1.325.024 ha), Hutan Lindung (139.315 ha), Hutan Konvensi (348.919 ha) Perkebunan: Perkebunan Negara (229.541 ha) Bahan Galian: batu bara, minyak, pasir kwarsa, biji besi, dll[6]

Kependudukan[sunting | sunting sumber]

Suku bangsa[sunting | sunting sumber]

Busana Pengantin Suku Banjar di Kalimantan Selatan
Penduduk asli Kalimantan Selatan adalah Suku Banjar yang merupakan mayoritas dari total penduduk. Suku Banjar yang menempati seluruh wilayah Kalimantan Selatan terdiri atas 3 kelompok besar, yaitu Banjar Kuala, Banjar Pahuluan dan Banjar Batang Banyu.
Suku pendatang yang signifikan jumlahnya di Kalimantan Selatan yaituSuku Jawa yang terutama menempati kawasan transmigrasi. Suku Madura dan Suku Sunda juga terdapat di Kalimantan Selatan dan mendiami sebagian kawasan transmigrasi di Kalsel. Selain itu terdapat pula Suku Bugis (termasuk Orang Bugis Pagatan) dan Suku Mandaryang berasal dari Sulawesi dan menempati daerah pesisir Tanah Bumbu dan KotabaruSuku Dayak di Kalimantan Selatan menempati kawasan Pegunungan Meratus (Suku Dayak Bukit) dan aliran Sungai Barito (Suku Dayak Bakumpai).
Kelompok etnis lainnya di Kalimantan Selatan yaitu etnis keturunan Arab yang menempati kawasan perkotaan, seperti Kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura. Terdapat pula etnis keturunan Tionghoa yang mendiami perkotaan terutama Kota Banjarmasin dan Sungai Parit di Pelaihari (disebut Orang Cina Parit).
Komposisi Suku Bangsa di Kalimantan Selatan berdasarkan Sensus 2000, yaitu:[7]
NomorSuku BangsaJumlahKonsentrasi
1Suku Banjar2.271.58676,34%
2Suku Jawa391.03013,14%
3Suku Bugis73.0372,45%
4Suku Madura36.3341,22%
5Suku Bukit35.8381,20%
6Suku Mandar29.3220,99%
7Suku Bakumpai20.6090,69%
8Suku Sunda18.5190,62%
9Suku-suku lainnya99.1653,34%
Total2.975.440100,00%

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah Bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala dan dialek Banjar Hulu. Di kawasan Pegunungan Meratus juga dituturkan Bahasa Bukit

Agama[sunting | sunting sumber]

Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Tertua di Kalimantan Selatan
Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 97% masyarakat Kalimantan Selatan. Selain itu ada juga yang beragama KristenKatolik,Hindu dan Buddha yang dianut masyarakat pendatang serta Kepercayaan Kaharingan yang dianut masyarakat kawasan Pegunungan Meratus.
Berikut penduduk Kalimantan Selatan menurut agama yang dianut :[8]
NomorAgamaJumlahKonsentrasi
1Islam3.505.84696,67%
2Kristen47.9741,32%
3Katolik16.0450,44%
4Hindu16.0640,44%
5Buddha11.6750,32%
6Khonghucu2360,01%

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Sejak tanggal 14 Agustus 2011, aktivitas pemerintahan Kalimantan Selatan berpindah dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru

Daftar Kabupaten dan Kota[sunting | sunting sumber]

Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motifRumah Banjar Bubungan Tinggi. Kawasan ini dahulu lokasi rumah Residen Belanda yang dinamakan Kampung Amerongan
No.Kabupaten/KotaIbu kotaJumlah KecamatanJumlah Desa
1Kabupaten BalanganParingin8152
2Kabupaten BanjarMartapura19288
3Kabupaten Barito KualaMarabahan17200
4Kabupaten Hulu Sungai SelatanKandangan11148
5Kabupaten Hulu Sungai TengahBarabai11169
6Kabupaten Hulu Sungai UtaraAmuntai10219
7Kabupaten KotabaruKotabaru20197
8Kabupaten TabalongTanjung12131
9Kabupaten Tanah BumbuBatulicin10135
10Kabupaten Tanah LautPelaihari11135
11Kabupaten TapinRantau12131
12Kota Banjarbaru-550
13Kota Banjarmasin-520
Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motifRumah Bubungan Tinggi. Pada jalan raya di depannya terletak tugu batu 0 km Banjarmasin
Kantor Residen Belanda di Kampung Amerong (sekarang lokasi Kantor Gubernur Kalsel)
Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalamUndang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintahnomor 19 tahun 2010.
Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukan subordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Daftar gubernur[sunting | sunting sumber]

Mulai dari 1945-1957 gubernur mengepalai provinsi Kalimantan
No.FotoNamaDariSampaiKeterangan
1.Pangeran Moh. Noor.jpgIr. Pangeran Muhammad Noor2 September19451950 
2.Dr-Moerdjani.jpgdr. Moerdjani14 Agustus19501953 
3.-Mas Subarjo19531955 
4.RTA Milono.jpgRaden Tumenggung Arya Milono19551957 

Selanjutnya tahun 1957 provinsi Kalimantan diwarisi oleh Provinsi Kalimantan Selatan yang tetap beribukota di Banjarmasin.
NoFotoNamaMulai JabatanAkhir JabatanKeterangan
1.Syarkawi19571959 
2.Maksid19591963 
3.Abu Jahid Bastomi19631963 
4.Aberani Sulaiman19631968 
5.Jamani19681970[9]
6.Subarjo Sosroroyo19701980 
7.Mistar Cokrokusumo19801984 
8.9-HM SAID.jpgMuhammad Said19841995 
9.Gusti Hasan Aman19952000 
10.Sjachriel Darham.jpgSjachriel Darham2000Maret 2005 
11.Tursandi Alwi.jpgTursandi AlwiMaret 20055 Agustus 2005Penjabat Gubernur
12.Rudy Ariffin.jpgRudy Ariffin5 Agustus 20054 Agustus 2010periode pertama
5 Agustus 2010sekarangperiode kedua

Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan Pemilu Legislatif 2009, Kalimantan Selatan mengirimkan 11 wakil ke DPR RI dari dua daerah pemilihan dan empat wakil ke DPD. Sedangkan untuk DPRD Kalimantan Selatan tersusun dari perwakilan sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:

DPR RI 2009[sunting | sunting sumber]

Anggota DPR RI tahun 2009 wakil Kalimantan Selatan adalah:
NamaPartaiDaerah pemilihanKomisiKeterangan
Aboe BakarPKSKalimantan Selatan I3
Ismet AhmadPANKalimantan Selatan I11
Husni NurinPKBKalimantan Selatan I11anggota pengganti antar waktu menggantikan Bambang Heri Purnama yang mengundurkan diri
Ahmadi Noor SupitPartai GolkarKalimantan Selatan I11
Syaifullah TamlihaPPPKalimantan Selatan I4
Imam Tjahya AbdullahPartai DemokratKalimantan Selatan I2anggota pengganti antar waktu menggantikan Taufiq Effendiyang mengundurkan diri
Nabiel Al MusawaPKSKalimantan Selatan II4
Gusti Iskandar Sukma AlamsyahPartai GolkarKalimantan Selatan II4
Aditya Mufti AriffinPPPKalimantan Selatan II3
Bahrudin SyarkawiePDIPKalimantan Selatan II4
AsfihaniPartai DemokratKalimantan Selatan II7
  1. Kalimantan Selatan 1: Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong
  2. Kalimantan Selatan 2: Banjarmasin, Banjarbaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru

Dewan Perwakilan Daerah[sunting | sunting sumber]

Anggota Dewan Perwakilan Daerah 2009-2014 yang berasal dari Kalimantan Selatan adalah:

Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan 2009[sunting | sunting sumber]

Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan adalah:
NomorDaerahJumlah kursi
Kalimantan Selatan 1Banjarmasin10 kursi
Kalimantan Selatan 2Banjar, Banjarbaru10 kursi
Kalimantan Selatan 3Barito Kuala5 kursi
Kalimantan Selatan 4Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah10 kursi
Kalimantan Selatan 5Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong8 kursi
Kalimantan Selatan 6Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru12 kursi

Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan 2014[sunting | sunting sumber]

Daerah Pemilihan DPRD Kalimantan Selatan adalah:
NomorDaerahJumlah kursi
Kalimantan Selatan 1Kota Banjarmasin8 kursi
Kalimantan Selatan 2Banjar9 kursi
Kalimantan Selatan 3Barito Kuala4 kursi
Kalimantan Selatan 4Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah9 kursi
Kalimantan Selatan 5Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong9 kursi
Kalimantan Selatan 6Tanah Bumbu, Kotabaru8 kursi
Kalimantan Selatan 7Tanah Laut, Kota Banjarbaru8 kursi

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Rektorat Universitas Lambung Mangkurat yang mengadopsi model Rumah Banjar Gajah Manyusu

Perguruan tinggi[sunting | sunting sumber]

Perguruan tinggi negeri[sunting | sunting sumber]

Kota Banjarmasin dan Banjarbaru[sunting | sunting sumber]

Perguruan tinggi swasta[sunting | sunting sumber]

Kota Banjarmasin dan Banjarbaru[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Banjar[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Tanah Laut[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Tanah Bumbu[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Tapin[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Kotabaru[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Hulu Sungai Tengah[sunting | sunting sumber]

Pesantren[sunting | sunting sumber]

Perekonomian[sunting | sunting sumber]

Tenaga kerja[sunting | sunting sumber]

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Pada bulan Februari 2012 tercatat sebanyak 38,20 persen tenaga kerja diserap sektor pertanian. Sektor perdagangan adalah sektor kedua terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 20,59 persen. Status pekerja di Kalimantan Selatan masih didominasi oleh pekerja yang bekerja di sektor informal. Pada Februari 2012 sebanyak 63,20 persen adalah pekerja di sektor informal. Sebagian besar dari pekerja tersebut berstatus berusaha sendiri (19,66 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap (18,92 persen) serta pekerja bebas dan pekerja tak dibayar (24,61 persen). Pekerja di sektor formal tercatat sebanyak 36,80 persen yaitu terdiri dari pekerja dengan status buruh/karyawan (33,35 persen) dan status berusaha dibantu dengan buruh tetap (3,45 persen).[11]

Pertanian & Perkebunan[sunting | sunting sumber]

Hasil utama pertanian adalah padi, di samping jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan buah-buahan terdiri dari jeruk, pepaya, pisang, durian, rambutan, kasturi dan langsat.[12] Untuk perkebunan adalah kelapa sawit.

Industri[sunting | sunting sumber]

Industri di Kalimantan Selatan didominasi oleh industri manufaktur mikro dan kecil, disusul oleh industri manufaktur besar dan sedang.[13] Sampai pada tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432 unit, meningkat 10,92% dibandingkan pada tahun 2009.[14]

Jasa[sunting | sunting sumber]

Pertambangan[sunting | sunting sumber]

Pertambangan didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.[12]

Ekspor & Impor[sunting | sunting sumber]

Keuangan & Perbankan[sunting | sunting sumber]

Ditinjau kinerjanya pada tahun 2009, perbankan di Kalimantan Selatan mencatat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebagai imbas krisis finansial global. Namun beberapa indikator masih mencatat pertumbuhan yang positif. Volume usaha perbankan (asset) Kalsel tumbuh 13,3% dari akhir tahun 2008 sehingga mencapai Rp21,24 triliun. Pertumbuhan asset ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK.
Dana masyarakat yang dihimpun perbankan Kalsel pada akhir tahun 2009 mencapai Rp18,33 triliun atau tumbuh 13% (y-o-y). seluruh jenis rekening dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito menunjukkan pertumbuhan yang positif yakni masing-masing sebesar 10,51% (y-o-y), 17% (y-o-y), dan 5,86% (y-o-y).
Sementara itu dari sisi penyaluran kredit, pada akhir Desember 2009 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp13,95 triliun atau tumbuh 16% (y-o-y). pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh kredit konsumsi dan kredit investasi yang tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 24,81% (y-o-y) dan 30,42% (y-o-y).
Dengan perkembangan tersebut, fungsi intermediasi perbankan yang dicerminkan oleh rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada tahun 2009 menunjukkan peningkatan yaitu dari 74% pada tahun 2008 menjadi 75,7%. Sementara itu, berkat kerja keras semua pihak yang berwenang, resiko kredit pada tahun 2009 terjaga pada level yang aman yakni dengan rasio NPL sebesar 2,14% lebih rendah dari rasio NPL pada akhir tahun 2008 yang mencapai 4,76%.[15]
Jumlah lembaga perbankan di Kalimantan Selatan terdiri dari 15 bank umum konvensional, 6 bank umum syariah, 24 bank perkreditan rakyat (BPR) serta 1 BPR Syariah, dengan jaringan sebanyak 196 kantor, dan dukungan 123 ATM.[12]

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Sektor pariwisata merupakan peluang usaha yang potensial di Kalimantan Selatan karena banyak objek-objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam negeri mau pun dari mancanegara.[16]
Kalimantan Selatan memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, dan gunung. Selain itu pariwisata Kalimantan Selatan juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti Festival Pasar Terapung, Festival Tanglong, dan lain-lain. Disamping wisata alam dan budaya, Kalimantan Selatan juga terkenal dengan wisata kulinernya.

Olahraga[sunting | sunting sumber]

Musik[sunting | sunting sumber]

Tarian tradisional[sunting | sunting sumber]

Secara garis besar seni tari dari Kalimantan Selatan adalah dari adat budaya etnis Banjar dan etnis Dayak. Tari Banjar berkembang sejak masa Kesultanan Banjar dan dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Melayu, misalnya Tari Japin dan Tari Baksa Kembang.

Rumah Adat[sunting | sunting sumber]

Rumat adat Kalimantan Selatan adalah Rumah Banjar dengan ikon utamanya adalah Bubungan Tinggi.

Makanan dan Minuman[sunting | sunting sumber]

Setiap kawasan di Kalimantan Selatan, memiliki makanan sebagai ciri-ciri khas daerah, seperti daerah Hulu Sungai Selatandengan dodol dan ketupat khas kandangan-nya, Barabai dengan apam dan kacang jaruk, Amuntai dengan kuliner dari daging itik, Martapura dengan kelepon buntut, dan Binuang dengan olahan pisang sale yang disebut rimpi, Soto Banjar, Sate Itik, Nasi Kuning, dan lain-lain.

Seni dan Budaya[sunting | sunting sumber]

Gedung Sultan Suriansyah tempat pementasan budaya Kal-Sel.

Seni Karawitan[sunting | sunting sumber]

  1. Gamelan Banjar
  2. Musik Panting (suku Banjar)
  3. Musik Kangkurung/Kukurung(suku Dayak Bukit)
  4. Musik Bumbung
  5. Musik Kintung
  6. Musik Kangkanong
  7. Musik Salung
  8. Musik Suling
  9. Musik Bamban
  10. Musik Masukkiri (suku Bugis)

Teater tradisional dan wayang[sunting | sunting sumber]

Tarian[sunting | sunting sumber]

Tarian suku Banjar:
Tarian suku Dayak Bukit:
  • Tari Tandik Balian
  • Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
  • Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)

Lagu[sunting | sunting sumber]

Lagu Daerah suku Banjar antara lain:

Rumah Adat[sunting | sunting sumber]

Pakaian Adat[sunting | sunting sumber]

  • Pakaian Pengantin Suku Banjar ada 4 jenis, yaitu:
    • Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
    • Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
    • Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
    • Pangantin Babaju Kubaya Panjang
  • Pakaian Pemuda-pemudi ada 2 jenis, yaitu:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar