Selasa, 28 Oktober 2014

JAKARTA

JAKARTA 
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat lautPulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942),Jakarta Toko Betsu Shi (1942-1945) dan Djakarta (1945-1972). Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town,[4] atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebandingNew York City (Big Apple) di Indonesia.[5][6]
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011).[1] Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,[3] merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia.
Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. Jakarta dilayani oleh dua bandar udara, yakni Bandara Soekarno–Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, serta satu pelabuhan laut di Tanjung Priok.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Lihat pula: Sunda KelapaKerajaan Sunda dan Sejarah Batavia
Peta Batavia (sekarang Jakarta) tahun 1888.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Nama Jakarta digunakan sejak masa pendudukan Jepang tahun 1942, untuk menyebut wilayah bekas Gemeente Batavia yang diresmikan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1905.[7] Nama ini dianggap sebagai kependekan dari kata Jayakarta (Dewanagari जयकृत), yang diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai "kota kemenangan" atau "kota kejayaan", namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha".
Bentuk lain ejaan nama kota ini telah sejak lama digunakan. Sejarawan Portugis João de Barros dalam Décadas da Ásia (1553) menyebutkan keberadaan "Xacatara dengan nama lain Caravam (Karawang)".[8] Sebuah dokumen (piagam) dari Banten (k. 1600) yang dibaca ahli epigrafi Van der Tuuk juga telah menyebut istilah wong Jaketra,[9] demikian pula nama Jaketrajuga disebutkan dalam surat-surat Sultan Banten[10] dan Sajarah Banten(pupuh 45 dan 47)[11] sebagaimana diteliti Hoessein Djajadiningrat.[12] LaporanCornelis de Houtman tahun 1596 menyebut Pangeran Wijayakrama sebagaikoning van Jacatra (raja Jakarta).[13]

Sunda Kelapa (397–1527)[sunting | sunting sumber]

Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kalapa, berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibu kota Kerajaan Sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarangBogor) dapat ditempuh dari pelabuhan Sunda Kalapa selama dua hari perjalanan. Menurut sumber Portugis, Sunda Kalapa merupakan salah satu pelabuhan yang dimiliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk. Sunda Kalapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti ibu kota) dalam tempo dua hari. Kerajaan Sunda sendiri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-5 sehingga pelabuhan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 dan diperkirakan merupakan ibu kota Tarumanagara yang disebut Sundapura.
Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok,JepangIndia Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.

Jayakarta (1527–1619)[sunting | sunting sumber]

Bangsa Portugis merupakan Bangsa Eropa pertama yang datang ke Jakarta. Pada abad ke-16Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Upaya permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di Malaka tersebut diabadikan oleh orang Sunda dalam cerita pantun seloka Mundinglaya Dikusumah, dimana Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya yaitu Mundinglaya. Namun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut. Orang Sunda menyebut peristiwa ini tragedi, karena penyerangan tersebut membungihanguskan kota pelabuhan tersebut dan membunuh banyak rakyat Sunda di sana termasuk syahbandar pelabuhan. Penetapan hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni oleh Sudiro, wali kota Jakarta, pada tahun 1956 adalah berdasarkan tragedi pendudukan pelabuhan Sunda Kalapa oleh Fatahillah pada tahun 1527. Fatahillah mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti "kota kemenangan". Selanjutnya Sunan Gunung Jati dariKesultanan Cirebon, menyerahkan pemerintahan di Jayakarta kepada putranya yaitu Maulana Hasanuddin dari Bantenyang menjadi sultan di Kesultanan Banten.

Batavia (1619–1942)[sunting | sunting sumber]

Pasukan Pangeran Jayakartamenyerahkan tawanan Belanda kepada Pangeran Jayakarta
Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Jayakarta pada awal abad ke-17 diperintah olehPangeran Jayakarta, salah seorang kerabat Kesultanan Banten. Pada 1619,VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Kesultanan Banten dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Selama kolonialisasi Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. (Lihat Batavia). Untuk pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari BaliSulawesiMalukuTiongkok, dan pesisir Malabar, India. Sebagian berpendapat bahwa mereka inilah yang kemudian membentuk komunitas yang dikenal dengan nama suku Betawi. Waktu itu luas Batavia hanya mencakup daerah yang saat ini dikenal sebagai Kota Tua di Jakarta Utara. Sebelum kedatangan para budak tersebut, sudah ada masyarakat Sunda yang tinggal di wilayah Jayakarta seperti masyarakat Jatinegara Kaum. Sedangkan suku-suku dari etnis pendatang, pada zaman kolinialisme Belanda, membentuk wilayah komunitasnya masing-masing. Maka di Jakarta ada wilayah-wilayah bekas komunitas itu seperti Pecinan, PekojanKampung Melayu, Kampung Bandan, Kampung Ambon, Kampung Bali, dan Manggarai.
Pada tanggal 9 Oktober 1740, terjadi kerusuhan di Batavia dengan terbunuhnya 5.000 orang Tionghoa. Dengan terjadinya kerusuhan ini, banyak orang Tionghoa yang lari ke luar kota dan melakukan perlawanan terhadap Belanda.[14] Dengan selesainya Koningsplein (Gambir) pada tahun 1818, Batavia berkembang ke arah selatan. Tanggal 1 April 1905 di Ibukota Batavia dibentuk dua kotapraja atau gemeente, yakni Gemeente Batavia dan Meester Cornelis. Tahun 1920, Belanda membangun kota taman Menteng, dan wilayah ini menjadi tempat baru bagi petinggi Belanda menggantikan Molenvliet di utara. Pada tahun 1935, Batavia dan Meester Cornelis (Jatinegara) telah terintegrasi menjadi sebuah wilayah Jakarta Raya.[15]
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Jawa yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Batavia menjadi salah satu keresidenan dalam Provincie West Java disamping Banten, Buitenzorg (Bogor), Priangan, dan Cirebon.

Jakarta Toko Betsu Shi (1942– 1945)[sunting | sunting sumber]

Pendudukan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Djakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan tahun 1949.
Jakarta (1945-sekarang)
Sebelum tahun 1959, Djakarta merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1959, status Kota Djakarta mengalami perubahan dari sebuah kotapraja di bawah wali kota ditingkatkan menjadi daerah tingkat satu (Dati I) yang dipimpin oleh gubernur. Yang menjadi gubernur pertama ialah Soemarno Sosroatmodjo, seorang dokter tentara. Pengangkatan Gubernur DKI waktu itu dilakukan langsung oleh Presiden Sukarno. Pada tahun 1961, status Jakarta diubah dari Daerah Tingkat Satu menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) dan gubernurnya tetap dijabat oleh Sumarno.[16]
Semenjak dinyatakan sebagai ibu kota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua kali. Berbagai kantung permukiman kelas menengah baru kemudian berkembang, seperti Kebayoran BaruCempaka PutihPulo MasTebet, dan Pejompongan. Pusat-pusat permukiman juga banyak dibangun secara mandiri oleh berbagai kementerian dan institusi milik negara seperti Perum Perumnas.
Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, antara lain Gelora Bung Karno,Masjid Istiqlal, dan Monumen Nasional. Pada masa ini pula Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara. Pusat permukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangunan Jaya) pada akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.
Laju perkembangan penduduk ini pernah coba ditekan oleh gubernur Ali Sadikin pada awal 1970-an dengan menyatakan Jakarta sebagai "kota tertutup" bagi pendatang. Kebijakan ini tidak bisa berjalan dan dilupakan pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya. Hingga saat ini, Jakarta masih harus bergelut dengan masalah-masalah yang terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjirkemacetan, serta kekurangan alat transportasi umum yang memadai.
Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan di Jakarta yang memakan korban banyak etnis TionghoaGedung MPR/DPR diduduki oleh para mahasiswa yang menginginkan reformasi. Buntut kerusuhan ini adalah turunnya Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan. (Lihat Kerusuhan Mei 1998).

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Saat ini, lebih dari 70% uang negara beredar di Jakarta.[17] Perekonomian Jakarta terutama ditunjang oleh sektor perdagangan, jasa, properti, industri kreatif, dan keuangan. Beberapa sentra perdagangan di Jakarta yang menjadi tempat perputaran uang cukup besar adalah kawasan Tanah Abang dan Glodok. Kedua kawasan ini masing-masing menjadi pusat perdagangan tekstil serta barang-barang elektronik, dengan sirkulasi ke seluruh Indonesia. Bahkan untuk barang tekstil dari Tanah Abang, banyak pula yang menjadi komoditi ekspor. Sedangkan untuk sektor keuangan, yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Jakarta adalah industri perbankan dan pasar modal. Untuk industri pasar modal, pada bulan Mei 2013 Bursa Efek Indonesia tercatat sebagai bursa yang memberikan keuntungan terbesar, setelah Bursa Efek Tokyo.[18] Pada bulan yang sama, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia telah mencapai USD 510,98 miliar atau nomor dua tertinggi di kawasan ASEAN.[19]
Pada tahun 2012, pendapatan per kapita masyarakat Jakarta sebesar Rp 110,46 juta per tahun (USD 12,270).[20]Sedangkan untuk kalangan menengah atas dengan penghasilan Rp 240,62 juta per tahun (USD 26,735), mencapai 20% dari jumlah penduduk. Di sini juga bermukim lebih dari separuh orang-orang kaya di Indonesia dengan penghasilan minimal USD 100,000 per tahun. Kekayaan mereka terutama ditopang oleh kenaikan harga saham serta properti yang cukup signifikan. Saat ini Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan harga properti mewah yang tertinggi di dunia, yakni mencapai 38,1%.[21] Selain hunian mewah, pertumbuhan properti Jakarta juga ditopang oleh penjualan dan penyewaan ruang kantor. Pada periode 2009-2012, pembangunan gedung-gedung pencakar langit (di atas 150 meter) di Jakarta mencapai 87,5%. Hal ini telah menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan pencakar langit tercepat di dunia.[22] Pada tahun 2020, diperkirakan jumlah pencakar langit di Jakarta akan mencapai 250 unit. Dan pada saat itu Jakarta telah memiliki gedung tertinggi di Asia Tenggara dengan ketinggian mencapai 638 meter (The Signature Tower).

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Peta pola induk transportasi metropolitan Jakarta
Di DKI Jakarta, tersedia jaringan jalan raya dan jalan tol yang melayani seluruh kota, namun perkembangan jumlah mobil dengan jumlah jalan sangatlah timpang (5-10% dengan 4-5%).
Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Selain oleh warga Jakarta, kemacetan juga diperparah oleh para pelaju dari kota-kota di sekitar Jakarta seperti DepokBekasiTangerang, danBogor yang bekerja di Jakarta. Untuk di dalam kota, kemacetan dapat dilihat di Jalan SudirmanJalan ThamrinJalan Rasuna SaidJalan Satrio, dan Jalan Gatot Subroto. Kemacetan sering terjadi pada pagi dan sore hari, yakni disaat jam pergi dan pulang kantor.
Peta jalur Transjakarta
Untuk melayani mobilitas penduduk Jakarta, pemerintah menyediakan sarana bus PPD. Selain itu terdapat pula bus kota yang dikelola oleh pihak swasta, seperti Mayasari Bhakti, Metro Mini, Kopaja, dan Bianglala. Bus-bus ini melayani rute yang menghubungkan terminal-terminal dalam kota, antara lain Pulogadung, Kampung Rambutan, Blok M, Kalideres, Grogol, Tanjung Priok, Lebak Bulus, Rawamangun, dan Kampung Melayu. Untuk angkutan lingkungan, terdapat angkutan kota seperti Mikrolet dan KWK, dengan rute dari terminal ke lingkungan sekitar terminal. Selain itu ada pula ojekbajaj, dan bemo untuk angkutan jarak pendek. Tidak seperti wilayah lainnya di Jakarta yang menggunakan sepeda motor, di kawasan Tanjung Priok dan Jakarta Kota, pengendara ojek menggunakan sepeda ontel. Angkutan becakmasih banyak dijumpai di wilayah pinggiran Jakarta seperti di Bekasi, Tangerang, dan Depok.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memulai pembangunan kereta bawah tanah (subway) dan MRT Jakarta pada Tahun 2013. Subway jalur Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia sepanjang 15 km ditargetkan beroperasi pada 2017. Jalur kereta monorel juga sedang dipersiapkan melayani jalur Semanggi - Roxy yang dibiayai swasta dan jalur Kuningan - Cawang - Bekasi - Bandara Soekarno Hatta yang dibiayai pemerintah pusat. Untuk lintasan kereta api, pemerintah pusat sedang menyiapkan double track pada jalur lintasan kereta api Manggarai-Cikarang. Selain itu juga, saat ini sedang dibangun jalur kereta api dari Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng.

Transjakarta[sunting | sunting sumber]

Bus Transjakarta (Busway).
Sejak tahun 2004, Pemerintah Daerah DKI Jakarta telah menghadirkan layanan transportasi umum yang dikenal dengan TransJakarta. Layanan ini menggunakan bus AC dan halte yang berada di jalur khusus. Saat ini ada dua belas koridor Transjakarta yang telah beroperasi, yaitu:

Kereta listrik[sunting | sunting sumber]

Kereta api Listrik (KRL) Jabotabek
Selain bus kota, angkutan kota, becak dan bus Transjakarta, sarana transportasi andalan masyarakat Jakarta adalah kereta rel listrik atau yang biasa dikenal dengan KRL Jabotabek. Kereta listrik ini beroperasi dari pagi hari hingga malam hari, melayani masyrakat penglaju yang bertempat tinggal di seputaran Jabodetabek. Ada beberapa jalur kereta rel listrik, yakni

Angkutan sungai[sunting | sunting sumber]

Angkutan Sungai, atau lebih populer dengan sebutan Waterways, adalah sebuah sistem transportasi alterntif melalui sungai di Jakarta, Indonesia. Sistem transportasi ini diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada tanggal 6 Juni 2007. Sistem ini merupakan bagian dari penataan sistem transportasi di Jakarta yang disebut Pola Transportasi Makro (PTM). Dalam PTM disebutkan bahwa arah penataan sistem transportasi merupakan integrasi beberapa model transportasi yang meliputi Bus Rapid Transit (BRT), Light Rapid Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan Angkutan Sungai (Waterways).[1]
Waterways mulai dioperasikan dan diintegrasikan dalam transportasi makro Jakarta setelah peresmian rute Halimun-Karet sepanjang 1,7 kilometer oleh Gubernur Sutiyoso pada 6 Juni 2007. Rute ini merupakan bagian dari perencanaan rute Manggarai-Karet sepanjang 3,6 kilometer. Waterways merupakan kelanjutan dari pengoperasian sistem transportasi TransJakarta. Untuk mengawali Waterways, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta mengoperasikan dua unit kapal yang masing-masing berkapasitas 28 orang yang disebut KM Kerapu III dan KM Kerapu IV yang berkecepatan maksimal 8 knot

Infrastruktur[sunting | sunting sumber]

Sebagai salah satu kota metropolitan dunia, Jakarta telah memiliki infrastruktur penunjang berupa jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, gas, serat optik, bandara, dan pelabuhan. Saat ini rasio jalan di Jakarta mencapai 6,2% dari luas wilayahnya.[23] Selain jalan protokol, jalan ekonomi, dan jalan lingkungan, Jakarta juga didukung oleh jaringan Jalan Tol Lingkar DalamJalan Tol Lingkar LuarJalan Tol Jagorawi, dan Jalan Tol Ulujami-Serpong. Pemerintah juga berencana akan membangun Tol Lingkar Luar tahap kedua yang mengelilingi kota Jakarta dari Bandara Soekarno Hatta-Tangerang-Serpong-Cinere-Cimanggis-Cibitung-Tanjung Priok.
Untuk ke kota-kota lain di Pulau Jawa, Jakarta terhubung dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang bersambung denganJalan Tol Cipularang. Selain itu juga tersedia layanan kereta api yang berangkat dari enam stasiun pemberangkatan diJakarta. Untuk ke Pulau Sumatera, tersedia ruas Jalan Tol Jakarta-Merak yang kemudian dilanjutkan dengan layanan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni.
Untuk ke luar pulau dan luar negeri, Jakarta memiliki satu pelabuhan laut di Tanjung Priok dan dua bandar udara yaitu:
Untuk pengadaan air bersih, saat ini Jakarta dilayani oleh dua perusahaan asing, yakni Thames Jaya (Inggris) untuk wilayah sebelah timur Sungai Ciliwung, dan PAM Lyonnaise Jaya (Prancis) untuk wilayah sebelah barat Sungai Ciliwung. Pada tahun 2010, kedua perusahaan ini hanya menyuplai air bersih kepada 44% penduduk Jakarta.[24]

Kependudukan[sunting | sunting sumber]

Historical population
TahunJumlah
Pend.
  
±%  
187065.000—    
187599.100+52.5%
1880102.900+3.8%
1890105.100+2.1%
1895114.600+9.0%
1901115.900+1.1%
1905138.600+19.6%
1918234.700+69.3%
1920253.800+8.1%
1925290.400+14.4%
1930435.184+49.9%
1940533.000+22.5%
1945600.000+12.6%
19501.733.600+188.9%
19592.814.000+62.3%
19612.906.533+3.3%
19714.546.492+56.4%
19806.503.449+43.0%
19908.259.639+27.0%
20008.384.853+1.5%
20058.540.306+1.9%
20109.607.787+12.5%

Berdasarkan data BPS pada tahun 2011, jumlah penduduk Jakarta adalah 10.187.595 jiwa. Namun pada siang hari, angka tersebut dapat bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti BekasiTangerang,Bogor, dan Depok.

Agama[sunting | sunting sumber]

Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta beragam. Menurut data pemerintah DKI pada tahun 2005, komposisi penganut agama di kota ini adalahIslam (84,4%), Kristen Protestan (6,2 %), Katolik (5,7 %), Hindu (1,2 %), danBuddha (3,5 %)[25] Jumlah umat Buddha terlihat lebih banyak karena umatKonghucu juga ikut tercakup di dalamnya. Angka ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada tahun 1980, dimana umat Islam berjumlah 84,4%; diikuti oleh Protestan (6,3%), Katolik (2,9%), Hindu dan Buddha (5,7%), serta Tidak beragama (0,3%)[26] Menurut Cribb, pada tahun 1971 penganut agama Kong Hu Cu secara relatif adalah 1,7%. Pada tahun 1980 dan 2005, sensus penduduk tidak mencatat agama yang dianut selain keenam agama yang diakui pemerintah.
Berbagai tempat peribadatan agama-agama dunia dapat dijumpai di Jakarta. Masjid dan mushala, sebagai rumah ibadah umat Islam, tersebar di seluruh penjuru kota, bahkan hampir di setiap lingkungan. Masjid terbesar adalah masjid nasional, Masjid Istiqlal, yang terletak di Gambir. Sejumlah masjid penting lain adalah Masjid Agung Al-Azhar diKebayoran BaruMasjid At Tin di Taman Mini, dan Masjid Sunda Kelapa di Menteng.
Sedangkan gereja besar yang terdapat di Jakarta antara lain, Gereja Katedral Jakarta, Gereja Santa Theresia di Menteng, dan Gereja Santo Yakobus di Kelapa Gading untuk umat Katolik. Masih dalam lingkungan di dekatnya, terdapat bangunan Gereja Immanuelyang terletak di seberang Stasiun Gambir bagi umat Kristen Protestan. Selain itu, ada Gereja Koinonia di Jatinegara, Gereja Sion di Jakarta Kota, Gereja Kristen Toraja di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Bagi umat Hindu yang bermukim di Jakarta dan sekitarnya, terdapat Pura Adhitya Jaya yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur, dan Pura Segara di Cilincing, Jakarta Utara. Rumah ibadah umat Buddha antara lain Vihara Dhammacakka Jaya di Sunter,Vihara Theravada Buddha Sasana di Kelapa Gading, dan Vihara Silaparamitha di Cipinang Jaya. Sedangkan bagi penganut Konghucu terdapat Kelenteng Jin Tek Yin. Jakarta juga memiliki satu sinagoga yang digunakan oleh pekerja asing Yahudi.[butuh rujukan]

Etnis[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa penduduk Jakarta berjumlah 8,3 juta jiwa yang terdiri dari orang Jawa sebanyak 35,16%, Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Tionghoa (5,53%), Batak(3,61%), Minangkabau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0,57%), Banten (0,25%), dan Banjar (0,1%)[27]
Jumlah penduduk dan komposisi etnis di Jakarta, selalu berubah dari tahun ke tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta. Suku Jawa merupakan etnis terbesar dengan populasi 35,16% penduduk kota. Etnis Betawi berjumlah 27,65% dari penduduk kota. Pembangunan Jakarta yang cukup pesat sejak awal tahun 1970-an, telah banyak menggusur perkampungan etnis Betawi ke pinggiran kota. Pada tahun 1961, orang Betawi masih membentuk persentase terbesar di wilayah pinggiran seperti CengkarengKebon JerukPasar Minggu, dan Pulo Gadung[28]
Orang Tionghoa telah hadir di Jakarta sejak abad ke-17. Mereka biasa tinggal mengelompok di daerah-daerah permukiman yang dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan atau Kampung Cina dapat dijumpai di GlodokPinangsia, dan Jatinegara, selain perumahan-perumahan baru di wilayah Kelapa GadingPluit, dan Sunter. Orang Tionghoa banyak yang berprofesi sebagai pengusaha atau pedagang.[29] Disamping etnis Tionghoa, etnis Minangkabau juga banyak yang berdagang, di antaranya perdagangan grosir dan eceran di pasar-pasar tradisional kota Jakarta.
Masyarakat dari Indonesia Timur, terutama etnis Bugis, Makassar, dan Ambon, terkonsentrasi di wilayah Tanjung Priok. Di wilayah ini pula, masih banyak terdapat masyarakat keturunan Portugis, serta orang-orang yang berasal dari Luzon,Filipina.[28]
Etnis di Jakarta pada tahun 1930, 1961, dan 2000
EtnisTahun 1930 [30]Tahun 1961 [28]Tahun 2000 [31]
Jawa11,01%25,4% *35,16%
Betawi36,19%22,9%27,65%
Sunda25,37%32,85%15,27%
Tionghoa14,67%10,1%5,53%
Batak0,23%1,0%3,61%
Minangkabau0,60%2,1%3,18%
Melayu1,13%2,8%1,62%
Bugis--0,6%0,59%
Madura0,05%--0,57
Banten----0,25
Banjar--0,200,10
Minahasa0,70%0,70--
Lain-lain10,05%1,35%6,47%
* Catatan: Termasuk Suku Madura di dalamnya

Geografi[sunting | sunting sumber]

Jakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di muara CiliwungTeluk Jakarta. Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter dpl. Hal ini mengakibatkan Jakarta sering dilanda banjir. Sebelah selatan Jakarta merupakan daerah pegunungan dengan curah hujan tinggi. Jakarta dilewati oleh 13 sungai yang semuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai yang terpenting ialah Ciliwung, yang membelah kota menjadi dua. Sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan di sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten.
Kepulauan Seribu merupakan kabupaten administratif yang terletak di Teluk Jakarta. Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota.

Iklim[sunting | sunting sumber]

Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter dengan suhu rata-rata 27 °C. Curah hujan antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir setiap tahunnya, dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan 60 milimeter . Bulan September dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di Jakata, suhu udara dapat mencapai 40 °C .[32]. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38 °C (77°-100 °F).[33]
[sembunyikan]Data iklim Jakarta
BulanJanFebMarAprMeiJunJulAgtSepOktNovDesTahun
Rata-rata tertinggi °C (°F)29.930.331.532.532.531.432.332.033.032.731.332.031.8
Rata-rata terendah °C (°F)24.224.325.225.125.424.825.124.925.525.524.924.925.0
Presipitasi mm (inci)384.7309.8100.3257.8133.483.130.834.229.033.1175.084.01655.2
Rata-rata hari hujan262015181317524692212
Sumber: World Meteorological Organisation [34]

Lingkungan[sunting | sunting sumber]

Jakarta merupakan salah satu kota terbersih di Indonesia. Pada tahun 2010, lima wilayah kota di Jakarta meraih penghargaan Bangun Praja kategori "Kota Terbersih dan Terindah di Indonesia" (dulu disebut "Adipura"). Salah satu faktor penentu keberhasilan tersebut adalah keberadaan kawasan Mentengdan Kebayoran Baru yang asri dan bersih.
Selain Menteng dan Kebayoran Baru, banyak wilayah lain di Jakarta yang sudah bersih dan teratur. Permukiman ini biasanya dikembangkan oleh pengembang swasta, dan menjadi tempat tinggal masyarakat kelas menengah. Pondok Indah, Kelapa Gading, Pulo Mas, dan Cempaka Putih, adalah beberapa wilayah permukiman yang bersih dan teratur. Namun di beberapa wilayah lain Jakarta, masih nampak permukiman kumuh yang belum teratur. Permukiman kumuh ini berupa perkampungan dengan tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi, serta banyaknya rumah yang dibangun secara berhimpitan di dalam gang-gang sempit. Beberapa wilayah di Jakarta yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi antara lain, Tanjung PriokJohar BaruPademangan,Sawah Besar, dan Tambora.

Taman kota[sunting | sunting sumber]

Jakarta memiliki banyak taman kota yang berfungsi sebagai daerah resapan air. Taman Monas atau Taman Medan Merdeka merupakan taman terluas yang terletak di jantung Jakarta. Di tengah taman berdiri Monumen Nasional yang dibangun pada tahun 1963. Taman terbuka ini dibuat oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1870) dan selesai pada tahun 1910 dengan nama Koningsplein. Di taman ini terdapat beberapa ekor kijang dan 33 pohon yang melambangkan 33 provinsi di Indonesia.[35]
Taman Suropati terletak di kecamatan MentengJakarta Pusat. Taman berbentuk oval dengan luas 16,322 m2 ini, dikelilingi oleh beberapa bangunan Belanda kuno. Di taman tersebut terdapat beberapa patung modern karya artis-artis ASEAN, yang memberikan sebutan lain bagi taman tersebut, yaitu "Taman persahabatan seniman ASEAN".[36]
Taman Lapangan Banteng merupakan taman lain yang terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Luasnya sekitar 4,5 ha. Di sini terdapat Monumen Pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1970-an, taman ini digunakan sebagai terminal bus. Kemudian pada tahun 1993, taman ini kembali diubah menjadi ruang publik, tempat rekreasi, dan juga kadang-kadang sebagai tempat pertunjukan seni.[37]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Peta DKI Jakarta tanpa Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu.
Dasar hukum bagi DKI Jakarta adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. UU ini menggantikan UU Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta serta UU Nomor 11 Tahun 1990 tentang Susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta yang keduanya tidak berlaku lagi.
Jakarta berstatus setingkat provinsi dan dipimpin oleh seorang gubernur. Berbeda dengan provinsi lainnya, Jakarta hanya memiliki pembagian di bawahnya berupa kota administratif dan kabupaten administratif, yang berarti tidak memiliki perwakilan rakyat tersendiri.
DKI Jakarta memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus Ibukota. DKI Jakarta ini dibagi kepada lima kota dan satu kabupaten, yaitu:
No.Kabupaten/Kota administrasiIbu kotaBupati/Wali KotaLogo
Jakarta COA.svg
1Kabupaten Administrasi Kepulauan SeribuPulau PramukaKepulauan Seribu UtaraAsep Syarifudin
Jakarta COA.svg
2Kota Administrasi Jakarta BaratCengkarengAnas Effendi
Seal of West Jakarta.jpg
3Kota Administrasi Jakarta PusatMentengRustam Effendi (Plt.)
Seal of Central Jakarta.jpg
4Kota Administrasi Jakarta SelatanPesanggrahanSyamsuddin Noor
Seal of South Jakarta.png
5Kota Administrasi Jakarta TimurJatinegaraKrisdianto
Lambang Kota Jakarta Timur.png
6Kota Administrasi Jakarta UtaraKojaHeru Budi Hartono
Jakarta COA.svg

Kepala daerah[sunting | sunting sumber]

Daftar kepala daerah yang pernah memerintah DKI Jakarta
NoFotoNamaMulai JabatanAkhir JabatanKeterangan
1Suwiryo.jpgSuwiryo19451947Sebagai Walikota Jakarta
2Daan Jahja.jpgDaan Jahja19481950Sebagai Gubernur (Militer) Jakarta
3Suwiryo.jpgSuwiryo19501951Sebagai Walikota Jakarta
4Syamsurijal.jpgSjamsuridjal19511953Sebagai Walikota Jakarta
5Sudiro.jpgSudiro19531960Sebagai Walikota Jakarta
6Dr Sumarno DKI.jpgDr. Soemarno19601964Periode pertama.
7Pak Henk.jpgHenk Ngantung19641965
8Dr Sumarno DKI.jpgDr. Soemarno19651966Periode kedua.
9Ali Sadikin.jpgAli Sadikin19661977
10Tjokropranolo2.jpgTjokropranolo19771982
11R Soeprapto1.JPGSoeprapto19821987
12Wiyogo Atmodarminto.jpgWiyogo Atmodarminto19871992
13Soerjadi Soedirdja.jpgSoerjadi Soedirdja19921997
14Sutiyosodki.jpgSutiyoso6 Oktober 19977 Oktober 2007
15Fauzi Bowo.jpgFauzi Bowo7 Oktober 20077 Oktober 2012
*Fadjar-panjaitan-5.jpgFadjar Panjaitan8 Oktober 201215 Oktober 2012Plt. Gubernur[38]
16Gubernur DKI Jokowi.jpgJoko Widodo15 Oktober 201216 Oktober 2014
*Wakil Gubernur DKI Basuki TP.jpgBasuki Tjahaja Purnama16 Oktober 2014PetahanaPlt. Gubernur[39]

Perwakilan[sunting | sunting sumber]

DPRD DKI Jakarta
2014-2019
PartaiKursi
Lambang PDI-P PDI-P28
Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra15
Lambang PKS PKS11
Lambang PPP PPP10
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat10
Lambang Partai Hanura Partai Hanura10
Lambang Partai Golkar Partai Golkar9
Lambang PKB PKB6
Lambang Partai NasDem Partai NasDem5
Lambang PAN PAN2
Total106
DKI Jakarta memiliki 21 perwakilan di DPR (dari tiga daerah pemilihan) dan empat orang untukDPD. Keempat anggota DPD untuk periode 2014-2019 adalah Fahira Fahmi Idris, S.E, M.H; Drs. H. A.M. Fatwa; DR. Dailami Firdaus, S.H, LL.M, MBA; dan DR. Abdul Azis Khafia, S.Si, M.Si. Selain itu berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2014, DPRD Jakarta memperoleh total 106 kursi yang didominasi oleh PDI-P (28 kursi), Partai Gerindra (15 kursi) dan PKS (11 kursi). Mayoritas dari anggota ini adalah wajah baru (60/106, sekitar 60%).

Kedutaan besar[sunting | sunting sumber]

Lihat pula: Daftar kedutaan besar di Jakarta
Di Jakarta terdapat 77 kedutaan besar negara-negara sahabat. Sebagian besar kedutaan ini terletak di kawasan bisnis Jakarta. Beberapa kedutaan besar negara-negara sahabat, sempat diancam oleh bom, yakni Kedutaan Besar Australia dan Kedutaan Besar Filipina. Kedutaan Besar Amerika Serikat, Inggris, dan Malaysia kerap menjadi tempat berdemonstrasi warga, yang memprotes kebijakan internasional negara tersebut.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Lihat pula: Daftar perguruan tinggi swasta di Jakarta
DKI Jakarta menyediakan sarana pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Kualitas dari pendidikan pun juga sangat bervariasi dari gedung mewah ber-AC sampai yang sederhana.
Belakangan ini mulai muncul berbagai sekolah dengan kurikulum yang diserap dari negara lain seperti Singapura danAustralia. Sekolah lain dengan kurikulum Indonesia pun juga muncul dengan metode pengajaran yang berbeda, seperti Sekolah Dasar Islam Terpadu. Selain sekolah yang didirikan oleh pemerintah, banyak pula sekolah yang dikembangkan oleh pihak swasta, seperti Al-Azhar, Muhammadiyah, BPK Penabur, Kolese KanisiusDon Bosco, Tarakanita, Pangudi Luhur, Santa Ursula, Regina Pacis dan Marsudirini.
DKI Jakarta juga menjadi lokasi berbagai universitas terkemuka, antara lain:

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

yang berdiri di tengah [[Lapangan Merdeka].]]]
Jakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup baik di Indonesia. Untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jakarta, pemerintah mengadakan program "Enjoy Jakarta". Beberapa tempat pariwisata yang terkenal dan biasa dikunjungi oleh para wisatawan lokal dan mancanegara diantaranya adalah Taman Mini Indonesia IndahPulau SeribuKebun Binatang Ragunan, dan Taman Impian Jaya Ancol (termasuk taman bermain Dunia Fantasi dan Seaworld Indonesia). Disamping itu Jakarta juga memiliki banyak tempat wisata sejarah, yakni berupa museum dan tugu. Diantaranya adalahMuseum GajahMuseum Fatahillah, dan Monumen Nasional.[40] Disamping tempat wisatanya yang memadai, saat ini di Jakarta telah tersedia sekitar 219 hotel berbintang, 3.173 restoran, dan 40 balai pertemuan.[41] Hampir semua jaringan hotel kelas dunia telah membuka gerainya di Jakarta, seperti JW Marriott JakartaThe Ritz-Carlton Jakarta, Shangri-La Hotel, dan Grand Hyatt Jakarta.

Wisata belanja[sunting | sunting sumber]

Dalam rangka menciptakan Jakarta sebagai kota tujuan wisata belanja, setiap bulan Juni-Juli pemerintah mengadakan program "Jakarta Great Sale". Program ini diadakan di pusat-pusat perbelanjaan yang terdapat di Jakarta. Untuk mewujudkan Jakarta sebagai tujuan wisata belanja yang unggul, pemerintah saat ini sedang mengembangkan poros Casablanca-Satrio sebagai poros wisata belanja. Di poros ini, terdapat beberapa pusat perbelanjaan untuk berbagai segmen, yaitu Mal Ambassador, ITC Kuningan, Ciputra World Jakarta, Kuningan City, dan Kota Kasablanka. Tak jauh dari situ berdiri pula Plaza Festival, salah satu pusat kuliner yang menawarkan makanan-makanan khas Jakarta.

Pasar dan pusat perbelanjaan[sunting | sunting sumber]

!Untuk detail lebih lanjut tentang topik ini, lihat Daftar pusat perbelanjaan di Jakarta.
Pasar Senen sekitar tahun 1970an
Jakarta memiliki nama-nama pasar sesuai dengan nama hari dalam sepekan. Namun dari nama-nama hari itu termasuk Pasar MingguPasar SenenPasar Rebo, dan Pasar Jumat, dan kini menjadi nama sebuah daerah. Sementara, Pasar Selasa, Pasar Kamis, dan Pasar Sabtu, tidak terdengar lagi, konon karena terkalahkan oleh nama daerah. Nama pasar dikaitkan dengan nama hari karena dalam riwayatnya, aktivitas di pasar itu dilakukan pada hari tertentu. Misalnya, disebut Pasar Senen karena aktivitas di pasar tersebut dulunya selalu dilakukan setiap hari Senin. Kini nama tersebut menjadi sebuah kecamatan di wilayah Jakarta Pusat.
Dalam arsip Kolonial, pasar pertama kali didirikan oleh seorang tuan tanah berdarah Belanda bernama Yustinus Vinck di bagian selatan Castle Batavia pada tahun 1730an. Pasar itu bernama Vincke Passer yang saat ini dikenal dengan nama Pasar Senen. Vincke Passer merupakan pasar pertama yang menerapkan sistem jual beli dengan menggunakan uang sebagai alat jual beli yang sah.
Kemudian masuk pada abad ke-19 atau pada tahun 1801, pemerintah VOC memberikan kebijakan dalam perizinan membangun pasar kepada tuan tanah. Namun dengan peraturan pasar yang didirikan dibedakan menurut harinya. Vincke Passer buka setiap hari Senin, sehingga orang pribumi sering menyebut Vincke Passer sebagai Pasar Senen dan hingga saat ini nama tersebut masih melekat hingga diabadikan menjadi sebuah nama daerah.
Selain Vincke Passer yang buka hari Senin, ada juga pasar yang buka hari Selasa yakni Pasar Koja, pasar yang buka setiap hari Rabu adalah Pasar Rebo yang kini menjadi Pasar Induk Kramat Jati. Kemudian pasar yang buka setiap hari Kamis adalah Mester Passer yang kini disebut Pasar Jatinegara. Selanjutnya ada beberapa pasar yang buka pada hari Jumat, seperti Pasar Lebakbulus, Pasar Klender, dan Pasar Cimanggis.
Untuk Pasar Sabtu, atau pasar yang bukanya setiap hari Sabtu adalah Pasar Tanah Abang. Sedangkan Pasar Minggu atau yang dulu dikenal dengan sebutan Tanjung Oost Passer buka pada hari Minggu. Perbedaan pengoperasian pasar ini dilakukan VOC dengan alasan keamanan serta faktor untuk mempermudah orang dalam berkunjung dan lebih mengenal suatu pasar. Namun kebijakan berlakunya hari kerja pasar tak berlangsung lama. Sebab sejak VOC bangkrut akibat banyak pejabat yang korupsi, pemerintahan Belanda di Batavia diambil alih oleh Kerajaan Hindia-Belanda. Sejak zaman Hindia-Belanda, peraturan hari kerja pasar pun tak berlaku lagi, hingga sebagian besar pasar buka setiap hari, meski terlanjur menyandang nama hari sebagai nama pasar.
Di zaman Hindia Belanda pada akhir abad ke-19 inilah banyak bermunculan pasar-pasar baru yang lebih modern, sepertiPasar Baru dan Pasar Glodok. Pasar-pasar yang muncul di era abad ke-19 akhir hingga awal abad ke-20 menjadi inspirasi lahirnya supermarket dan juga mal.
Sejak awal tahun 1980, Pemerintah DKI Jakarta gencar membangun pusat-pusat perbelanjaan modern, atau biasa yang dikenal dengan mal dan plaza. Saat ini Jakarta merupakan salah satu kota di Asia yang banyak memiliki pusat perbelanjaan.[42] Beberapa pusat perbelanjaan modern di Jakarta memiliki luas yang cukup besar (lebih dari 100.000 m2). Di pusat-pusat perbelanjaan tersebut hadir berbagai waralaba internasional seperti StarbucksSogo, jaringan restoran siap sajiMcDonalds. Selain itu, perusahaan-perusahaan waralaba nasional juga memenuhi ruang pusat-pusat perbelanjaan tersebut, seperti Es Teler 77J.Co dan Bakmie Gajah Mada.
Di samping pusat-pusat perbelanjaan mewah, Jakarta juga memiliki banyak pasar-pasar tradisional dan pusat perdagangan grosir antara lain ITC Cempaka Mas, ITC Mangga Dua, ITC Roxy Mas, Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang. Selain itu, terdapat pula hypermarket yang menjadi tren belanja kalangan menengah di Jakarta, antara lain CarrefourHypermart,GiantLotte Mart, dan Ranch Market. Untuk lingkungan yang lebih kecil, tersedia pula pusat belanja kebutuhan sehari-hari dengan harga yang terjangkau, seperti Indomaret dan Alfamart. Di Jakarta terdapat pula pasar yang menjual barang-barang unik dan antik, seperti di Pasar Surabaya dan Pasar Rawabening.
Beberapa pusat perbelanjaan modern di Jakarta adalah:[sunting | sunting sumber]
Plaza Senayan, Jakarta Pusat
Jakarta Pusat[sunting | sunting sumber]
  • Grand Indonesia, merupakan salah satu mal terluas dan paling prestisius di Indonesia. Mal ini terbagi menjadi dua distrik, yaitu West Mall dan East Mall. Mal yang terletak di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat ini, memiliki luas 250.000 m2, dan menjadi tempat bagi merek-merek papan atas, seperti ZaraLouis VuittonMarks & SpencerChanelBurberry, Forever21, GAP, Gucci, Guess, Polo, dan Samuel & Kevin. Termasuk Toko Buku Gramedia. Di bagian bawah pusat perbelanjaan ini terdapat berbagai macam restoran yang dapat dinikmati oleh para pengunjung.
  • Plaza Indonesia, terletak di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Dengan luas sekitar 42.540 m2, mall ini pernah menjadi tempat pertama berdirinya Sogo Department Store Indonesia, namun telah ditutup sejak tahun 2009. Di mall ini terdapat Debenhams Department Store,Louis Vuitton, Food Hall, dan Hard Rock Cafe. Mall ini terintergrasi dengan EX Plaza, Grand Hyatt Hotel Jakarta, The Plaza Office Tower, The Keraton Hyatt Residence, dan Kedutaan Besar Jepang.
  • Plaza Senayan, merupakan mal besar di Jakarta yang terletak di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan. Mall ini memiliki luas 130.500 m2. Di mall ini terdapat sejumlah department store kelas menengah keatas seperti Sogo Department Store danMetro Department Store. Di mall ini juga terdapat toko buku yang terkenal di dunia, yakni Kinokuniya. Di bagian atrium mall ini terdapat sebuah jam raksasa buatan SeikoJepang. Jam ini terdiri dari 6 patung pemusik, setiap patung memainkan alat musik yang berbeda.
  • Senayan City, terletak di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan. Mall ini terletak berseberangan dengan Plaza Senayan dan berdekatan dengan Gelora Bung Karno. Mall ini memiliki luas 68.000 m2. Di atas mall ini terdapat menara kantor stasiun televisi SCTV.
Jakarta Barat[sunting | sunting sumber]
  • Central Park Mall, terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Mall ini memiliki luas 167.000 m2. Desain mal ini meniru gaya unsur alam. Di mall ini terdapat sebuah food court yang asri, lalu terdapat Sogo Department StoreCarrefour, dan Central Park Furnishings. Mall ini terletak di kawasan Podomoro City yang dikembangkan oleh Agung Podomoro.
  • Mal Taman Anggrek, terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Dengan luas sekitar 130.000 m2, pusat perbelanjaan ini menyediakan lapangan ski indoor yang terbesar di Asia Tenggara.
  • Mall Ciputra Jakarta, berada di lokasi yang sangat strategis, yakni berada di depan jalan tol dan diapit oleh 2 universitas tekenal. Mall ini terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Mall ini memiliki luas 80.000 m2. Diatas mall ini terdapat Hotel Ciputra Jakarta. Di mall ini terdapat Matahari Department Store dan Hero Supermarket.
Jakarta Utara[sunting | sunting sumber]
Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat
Jakarta Selatan[sunting | sunting sumber]
Jakarta Timur[sunting | sunting sumber]

Kebudayaan[sunting | sunting sumber]

Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, JawaSundaMinangBatak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya ArabTiongkokIndia, dan Portugis.
Jakarta merupakan daerah tujuan urbanisasi berbagai ras di dunia dan berbagai suku bangsa di Indonesia, untuk itu diperlukan bahasa komunikasi yang biasa digunakan dalam perdagangan yaitu Bahasa Melayu. Penduduk asli yang berbahasa Sunda pun akhirnya menggunakan bahasa Melayu tersebut.
Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sundaseperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng, dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik[43] yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Melayu dialek Betawi. Untuk penduduk asli di Kampung Jatinegara Kaum, mereka masih kukuh menggunakan bahasa leluhur mereka yaitu bahasa Sunda.
Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti JawaSundaMinangBatak,MaduraBugisInggris dan Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Jakarta adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu. Untuk berkomunikasi antar berbagai suku bangsa, digunakan Bahasa Indonesia.
Selain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh di kalangan anak muda dengan kata-kata yang kadang-kadang dicampur dengan bahasa asing. Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang paling banyak digunakan, terutama untuk kepentingan diplomatik, pendidikan, dan bisnisBahasa Mandarin juga menjadi bahasa asing yang banyak digunakan, terutama di kalangan pebisnis Tionghoa.

Makanan[sunting | sunting sumber]

Jakarta merupakan kota internasional yang banyak menyajikan makanan khas dari seluruh dunia. Di wilayah-wilayah yang banyak didiami oleh para ekspatriat asing, seperti di daerah Menteng, Kemang, Pondok Indah, dan daerah pusat bisnis Jakarta, tidak sulit untuk menjumpai makanan-makanan khas asal Eropa, China, Jepang dan Korea. Makanan-makanan ini biasanya dijual dalam restoran-restoran mewah.
Di Jakarta, dan seperti kota-kota lainnya di Indonesia, Rumah Makan Padang merupakan restoran yang paling banyak dijumpai. Hampir di setiap sudut kota, dengan mudahnya dijumpai rumah makan yang manyajikan masakan asalMinangkabau ini. Selain Masakan Minang, Jakarta juga memiliki makanan khasnya. Yang paling terkenal adalah Kerak TelorSoto Betawi, Kue Ape, Roti Buaya, Combro, dan Nasi Uduk. Sebagai tempat bermukimnya berbagai etnis di Indonesia, di sini juga bisa ditemukan berbagai macam makanan tradisional dari daerah lainnya, seperti RawonRujak Cingur, dan Kupang Lontong.

Olahraga[sunting | sunting sumber]

Gelora Bung Karno pada acara AFC Cup 2007
Sejak masa Presiden Soekarno hingga saat ini, Jakarta sering menjadi tempat penyelenggaraan event-event olahraga berskala internasional, di antaranya pernah menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 1962Piala Asia pada tahun 2007 dan beberapa kali menjadi tuan rumah Pesta Olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan Sea Games. Mayoritas masyarakat Jakarta gemar berolahraga. Sepak bola merupakan cabang permainan yang banyak diminati masyarakat, di samping bulu tangkisbola voli, dan bola basket. Jakarta memiliki beberapa klub sepak bola profesional. Diantaranya Persija Jakarta Pusat dan Persitara Jakarta Utara, yang saat ini ikut berlaga di kompetisi Liga Super Indonesia.
Tempat-tempat olahraga di Jakarta antara lain: Gelora Bung Karno Senayan diJakarta PusatStadion Lebak Bulus, GOR Bulungan, Lapangan Golf Pondok Indah, Lapangan Golf Matoa, dan GOR Soemantri Brodjonegoro Kuningan di Jakarta Selatan; Stadion Tugu, Stadion Kamal, Gedung Basket Kelapa Gading, Lapangan Golf Ancol, dan Sports Mall Kelapa Gading di Jakarta Utara; Stadion Bea Cukai Rawa Mangun, Lapangan Golf Rawa Mangun, Pacuan Kuda Pulo Mas, dan Gedung Senam DKI Radin Inten diJakarta Timur

Media[sunting | sunting sumber]

Surat kabar[sunting | sunting sumber]

Daerah Khusus Ibukota Jakarta memiliki beberapa surat kabar di antara:
NamaJenisPerusahaanBahasa
Koran SINDOIbu KotaSINDOMedia
(melalui MNC)
Indonesia
Suara PembaruanBeritaSatu Media Holdings
Investor Daily
Sinar HarapanSinar Harapan
RepublikaMahaka Media
KompasKompas Gramedia
Warta Kota
Bisnis IndonesiaJurnalindo Aksara Grafika
Media IndonesiaMedia Group
Rakyat MerdekaGrup Jawa Pos
Indo Pos
Suara KaryaSuara Rakyat
Jurnal NasionalMedia Nusa Pradana
Koran TempoTempo Media
Pos KotaPolri
Koran JakartaBerita Nusantara
The Jakarta PostKompas GramediaInggris
Jakarta GlobeBeritaSatu Media Holdings
Indonesia Shang BaoJurnalindo Aksara GrafikaMandarin
International Daily NewsGrup Jawa Pos
The Daily Jakarta ShimbunPT Bina Komunika AsiatamaJepang

Televisi[sunting | sunting sumber]

Terrestrial televisi[sunting | sunting sumber]

Daerah Khusus Ibukota Jakarta terdapat 23 stasiun televisi (12 siaran nasional dan 11 siaran ibu kota):
KanalSignalFrekuensiNamaJaringanNama perusahaanPemilikStatusNegara
23487.250-MHzUHFRTV JakartaRajawali TelevisiPT Metropolitan TelevisindoRajawali CorporaNasional Indonesia
24543.250-MHzBSTVBeritaSatu TVBeritaSatu Media HoldingsIbu Kota
27519.250-MHzNET. JakartaNET.PT Net Mediatama IndonesiaGrup Indika
28527.250-MHzKtvKompas TVPT Komando Media Televisi
PT Gramedia Media Nusantara
Kompas Gramedia
29535.250-MHzTrans TVPT Televisi Transformasi IndonesiaTrans Media
30543.250-MHzTV-MSINDOtvMNCIbu Kota
31550.250-MHzTVRI JakartaTVRILembaga Penyiaran PublikTVRIPemerintah Indonesia
33567.250-MHzO ChannelO ChannelPT Omni IntivisionEMTEK
34575.250-MHzTV3CTV NetworkPT Tiga Televisi IndonesiaCTV BantenIbu Kota
35583.250-MHzElshinta TVPT Elshinta Jakarta TelevisiElshinta MediaIbu Kota
37599.250-MHzMNCTVPT Cipta Televisi Pendidikan IndonesiaMNCNasional
39615.250-MHzTVRI NasionalTVRILembaga Penyiaran PublikTVRIPemerintah Indonesia
41631.250-MHzIndosiarPT Indosiar Visual MandiriEMTEK (SCM)
43647.250-MHzRCTIPT Rajawali Citra Televisi IndonesiaMNC
45663.250-MHzSCTVPT Surya Citra TelevisiEMTEK (SCM)
47679.250-MHzANTVPT Cakrawala Andalas TelevisiVIVA
49695.250-MHzTrans7PT Duta Visual Nusantara Tivi TujuhTrans Media
51711.250-MHzGlobal TVPT Global Informasi BermutuMNC
53727.250-MHztvOnePT Lativi Media KaryaVIVA
55743.250-MHzJak tvCity TV NetworkPT Danapati Abinaya InvestamaMahaka MediaIbu Kota
57759.250-MHzMetro TVPT Media Televisi IndonesiaMedia GroupNasional
59775.250-MHzDAAI TVDAAI TVPT Duta Anugerah IndahYayasan Buddha Tzu Chi IndonesiaIbu Kota
60783.250-MHzRadar TV JakartaJPMCPT Wahana Televisi BantenGrup Jawa PosIbu Kota

Televisi berlangganan[sunting | sunting sumber]

Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga memiliki beberapa televisi berlangganan seperti:

Radio[sunting | sunting sumber]

Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga memiliki beberapa terdiri dari 95-buah stasiun radio bersiaran lokal seperti:
FrekuensiSignalNamaStasiun
576-KHzAMRadio Vineyard Indonesia
594-KHzRadio Sekuntum Bungah Yonina
603-KHzRadio Suara Melin Perdana
630-KHzRadio Samhan
648-KHzRadio Rahmat Emmanuel Ministries
666-KHzRadio Nam Nam Nam
684-KHzRadio Charismatic
702-KHzRadio Tona
756-KHzRadio Rodja
792-KHzRadio Suara As Syafiyah
810-KHzRadio Buana Komunika
828-KHzRadio Berita Klasik
835-KHzRadio Muslim Jakarta
837-KHzRadio Garis Visi
864-KHzRadio Suara Jakarta
882-KHzRadio Pelangi Nusantara
900-KHzRadio Sinda Jaya
910-KHzRadio Jakarta Alternative Station
936-KHzRadio Puspa Dua Swara Cipta
963-KHzRadio Amsal
999-KHzRadio Programma 3RRI
1026-KHzRadio Suara Multazam
1062-KHzRadio Cendrawasih
1080-KHzRadio Islam
1098-KHzRadio Radio Tarumanegara
1134-KHzRadio Radio Safari
1152-KHzRadio Muara
1224-KHzRadio Metro
1332-KHzRadio Programma 4RRI
1395-KHzRadio Nusantara Jaya
1490-KHzRadio Karya Bersama
1530-KHzRadio Islam Sabili
1584-KHzRadio Suara Kemang
1602-KHzRadio Alwaish
9525-KHzSWRadio Suara IndonesiaRRI
9680-KHzRadio Programma 3
11785-KHzRadio Suara Indonesia
11860-KHzRadio Programma 4
15150-KHzRadio Suara Indonesia
87.6-MHzFMRadio Hard RockMRA Media Group
88.0-MHzRadio Mustang
88.4-MHzRadio ARH GlobalMNC Networks
88.8 MHzRadio Programma 3RRI
89.2-MHzRadio Green
89.6-MHzI RadioMRA Media Group
90.0-MHzRadio Elshinta News & TalkElshinta Media
90.4-MHzRadio CosmopolitanMRA Media Group
90.8-MHzRadio OZ JakartaRadio OZ
91.2-MHzRadio Programma 1RRI
91.6-MHzRadio IndikaGrup Indika
92.0-MHzRadio SonoraKompas Gramedia
92.4-MHzRadio Bisnis JakartaGrup Indika
92.8-MHzRadio Programma 4RRI
93.0-MHzRadio BV
93.2-MHzRadio MD
94.3-MHzRadio Women
94.7-MHzRadio U
95.1-MHzRadio Kis
95.5-MHzRadio Ras
95.9-MHzRadio Smart JakartaRadio Smart
96.3-MHzRadio Pelita Kasih
96.7-MHzRadio A
97.1-MHzRadio Dangdut IndonesiaMNC Networks
97.5-MHzRadio MotionKompas Gramedia
97.9-MHzRadio FemaleMahaka Media
98.3-MHzRadio Cakrawala
98.7-MHzRadio GenMahaka Media
99.1-MHzRadio DeltaMahaka Media
99.5-MHzRadio Kayu Manis
99.9-MHzRadio Draba
100.6-MHzRadio HeartlineHeartline Network
101.0-MHzJak FMMahaka Media
101.4-MHzRadio TraxMRA Media Group
101.8-MHzRadio BahanaRRI
102.2-MHzRadio PramborsMahaka Media
102.6-MHzRadio Camajaya
103.4-MHzRadio Taman Mini
103.8-MHzRadio BravaMRA Media Group
104.0-MHzRadio PolarisPolaris Network
104.2-MHzRadio Mediasuara Trisakti
104.6-MHzRadio SINDO TrijayaSINDOMedia/MNC Networks
105.0-MHzRadio Programma 2RRI
105.2-MHzRadio Mazmur
105.4-MHzRadio Niaga Chakti Budhi Bhakti
105.8-MHzRadio Lite
106.2-MHzRadio Bens
106.6-MHzRadio VMNC Networks
106.8-MHzRadio Pesona Sacenk
106.9-MHzRadio Charismatic
107.0-MHzRadio Dakta
107.2-MHzRadio Islam Jakarta
107.3-MHzRadio Scout
107.5-MHzRadio Music City (Jakarta Hits Music)
107.6-MHzRadio Prestasi
107.7-MHzRadio Kepolisian JakartaPOLDA Metro Jaya
107.8-MHzRadio Suara Sorak Kemenangan
107.9-MHzRadio Suara Samudera

Permasalahan[sunting | sunting sumber]

Banjir merupakan masalah berkepanjangan yang terus melanda Jakarta.

Sosial[sunting | sunting sumber]

Sebagaimana umumnya kota megapolitan, kota yang berpenduduk di atas 10 juta, Jakarta memiliki masalah stresskriminalitas, dan kemiskinan. Penyimpangan peruntukan lahan dan privatisasi lahan telah menghabiskan persediaan taman kota sehingga menambah tingkat stress warga Jakarta. Kemacetan lalu lintas, menurunnya interaksi sosial karena gaya hidupindividualistik juga menjadi penyebab stress. Tata ruang kota yang tidak partisipatif dan tidak humanis menyisakan ruang-ruang sisa yang mengundang tindak laku kriminal. Penggusuran kampung miskin dan penggusuran lahan usaha informal oleh pemerintah DKI adalah penyebab aktif kemiskinan di DKI.
Jumlah pendatang di Jakarta (2002-2005):
TahunEksodusInfluksPerbedaan
20022.643.2732.874.801231.528
20032.816.3843.021.214204.830
20042.213.8122.404.168190.356
2005 ?200.000-250.000*
Catatan: * perkiraan
Sumber: Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

Banjir[sunting | sunting sumber]

Pembangunan tanpa kendali di wilayah hilir, penyimpangan peruntukan lahan kota, dan penurunan tanah akibat eksploitasi air oleh industri, menyebabkan turunnya kapasitas penyaluran air sistem sungai, yang menyebabkan terjadinya banjir besar di Jakarta.
Tata ruang kota yang sering berubah-ubah, menyebabkan polusi udara dan banjir sulit dikendalikan. Walaupun pemerintah telah menetapkan wilayah selatan Jakarta sebagai daerah resapan air, namun ketentuan tersebut sering dilanggar dengan terus dibangunnya perumahan serta pusat bisnis baru. Beberapa wilayah yang diperuntukkan untuk permukiman, banyak yang beralih fungsi menjadi tempat komersial.
Untuk memperbaiki keadaan, Jakarta membangun dua banjir kanal, yaitu Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Timur mengalihkan air dari kali Cipinang ke arah timur, melalui daerah Pondok Bambu, Pondok Kopi, Cakung, sampai Cilincing. Sedangkan Banjir Kanal Barat yang telah dibangun sejak zaman kolonial Belanda, mengaliri air melalui Karet, Tanahabang, sampai Angke. Selain itu Jakarta juga memiliki dua drainase, yaitu Cakung Drain dan Cengkareng Drain.

Kota kembar[sunting | sunting sumber]

Kota-kota yang memiliki hubungan kota kembar dengan Jakarta adalah:
NegaraKotaDaerah
 Amerika SerikatLas VegasNevada
New York CityNew York
WashingtonDistrik Columbia
 AustraliaCanberraWilayah Ibu Kota Australia
SydneyNew South Wales
 BelandaAmsterdamHolland Utara
RotterdamHolland Selatan
 Britania RayaLondonLondon Raya
 FilipinaManilaMetro Manila
 IndonesiaMedanSumatera Utara
SurabayaJawa Timur
 JepangTokyoKanto
 JermanBerlinBerlin
 KanadaOttawaOntario
Toronto
 Korea SelatanSeoulDaerah Ibu kota Seoul
 MalaysiaKuala LumpurWilayah Persekutuan Kuala Lumpur
 MeksikoMexico CityDistrik Federal
 PerancisParisÎle-de-France
 Republik TiongkokTaipeiMunisipalitas
 TiongkokBeijingMunisipalitas
Hong KongDaerah Administratif Khusus
ShanghaiMunisipalitas
TianjinMunisipalitas
 SingapuraSingapuraSingapura
 ThailandBangkokKawasan Metropolitan Bangkok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar